Minggu, 01 November 2015

DECISION SUPPORT SYSTEM (DDS) DALAM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

MAKALAH
DECISION SUPPORT SYSTEM (DDS) DALAM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN



Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen
Oleh :
YULIYANA PUSPITASARI                       (1A122147)



JURUSAN AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
BANK BPD JATENG
SEMARANG
2015
KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen yang diampu oleh Bapak Setia Lutfi, Skom, MKom yang merupakan syarat untuk dapat menambah nilai mata kuliah. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman semua dan semua pihak yang telah berusaha membantu  penulis hingga terselesainya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa “tiada gading yang tak retak,” tentunya tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca akan dijadikan motivasi demi penyempurnaan dan perkembangan selanjutnya. Penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang membacanya.
                                                                                     Semarang, 31 Oktober 2015

                                                                                     Penulis,


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Decision Support System merupakan salah satu produk perangkat lunak yang dikembangkan secara khusus untuk membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Sesuai dengan namanya, tujuan dari dipergunakannya sistem ini adalah sebagai “second opinion” atau “information sources” yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan sebelum seorang manajer memutuskan kebijakan tertentu. Kekuatan yang memprakarsai proses pengambilan keputusan dapat berupa ketidakpuasan terhadap keadaan saat itu atau manfaat yang diharapkan dari keadaan yang baru. Dalam hal ketidakpuasan, kekuatan yang memprakarsai adalah penemuan masalah sedangkan dalam hal manfaat yang diharapkan kekuatan yang memprakarsai berasal dari penyelidikan untuk mendapat kesempatan.
Proses pengambilan keputusan dapat ditinjau dari sudut kegiatan yang terus-menerus didorong oleh tujuan mengubah sistem (perusahaan, departemen, keluarga, dan sebagainya) dari keadaannya yang sekarang menjadi keadaan yang diinginkan dengan menggunakan suatu sistem yang disebut sistem penunjang keputusan ( Decision Support System ). Menurut Sprague dan Carlson mendefinisikan DSS dengan cukup baik, sebagai sistem yang memiliki lima karakteristik utama (Sprague et.al., 1993):
1.         Sistem yang berbasis komputer
2.         Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan
3.         Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang “mustahil” dilakukan dengan kalkulasi manual
4.         Melalui cara simulasi yang interaktif
5.         Dimana data dan model analisis sebagai komponen utama 


B.     Rumusan Masalah
Dengan penjabaran latar belakang masalah diatas tentang Decision Support System dalam sistem informasi manajemen dalam sebuah perusahaan,maka penulis akan merumuskan masalahnya sebagai berikut :
1.      Apa Konsep dari Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support System / DSS ) dan Apa Tujuan Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support System ) serta Alasan DSS digunakan dalam sebuah perusahaan
2.      Apa Konsep Keputusan itu dan Jenis-jenis apa Keputusan Menurut Herbert A. Simon serta Tahapan Apa Pengambilan Keputusan Menurut Herbert A. Simon serta juuga Tingkat-Tingkat Pengambilan Keputusan
3.      Apa saja Komponen Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support System / DSS) dan Ciri, Keuntungan Dan Keterbatasan Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support System / DSS)  serta Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support System /DSS) Kelompok

C.    Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari penyusunan makalah dengan judul Decision Support System dalam Sisitem Informasi Manajemen adalah sebagai berikut :
1.         Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen
2.         Melatih mahasiswa untuk lebih aktif dalam pencarian bahan-bahan materi Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support System )
3.         Menambah wawasan dan pengetahuan tentang Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support System )


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konsep Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support System / DSS )
Konsep DSS dimulai akhir tahun 1960 dengan time sharing komputer yaitu untuk pertama kalinya seseorang dapat berinteraksi langsung dengan komputer tanpa harus melalui spesialis informasi. Istilah DSS diciptakan pada tahun 1971 oleh Anthony Gory dan Scott Morton untuk mengarahkan aplikasi komputer pada pengambilan keputusan manajemen. Konsep DSS menggunakan informasi spesifik yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan dengan menggunakan model sebagai dasar pengembangn alternatif yang secara interaktif dapat digunakan oleh pemakai. Dari penjelasan tersebut maka dapat diketahui bahwa DSS mempunyai karakteristik tersendiri, antara lain
a.                   DSS dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang bersifat semi terstruktur ataupun tidak terstruktur,
b.                  Dalam proses pengolahannya, DSS mengkombinasikan penggunaan model-model/teknik-teknik analisis dengan teknik pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi pencari/interogasi informasi,
c.                   DSS dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan dengan mudah oleh orang yang tidak memiliki dasar kemampuan pengoperasian komputer yang tinggi,
d.                  DSS dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi, sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan pemakai.

Tujuan Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support System )
Bila diterapkan dalm sebuah organisasi atau perusahaan tujuan utama DSS adalah membantu manajer dan orang-orang yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan untuk meningkatkan kemampuannya dalam memutuskan pemecahan suatu masalah. Keputusan yang dihasilkan nantinya diharapkan dapat memenuhi batasan kognitif, waktu dan ekonomis.
Menurut Holsapple dan Winston, 1996 tujuan dari DSS adalah sebagai berikut :
a.                   DSS membantu pengambil keputusan dalam mengenali masalah dan kemudian memformulasikan data pendukung untuk keperluan analisis dan pengambilan tindakan.
b.                  DSS memfasilitasi salah satu atau semua fase pengambilan keputusan agar prosesnya berjalan secara lancar dan cepat (efektif dan efisien). Fase pengambilan keputusan itu sendiri menurut Herbert A. Simon yang ditulis oleh Mc Leod (2001) adalah :
@ Intellegence Activity  yaitu proses pencarian informasi dan data dari lingkungan yang berguna bagi pemecahan masalah,
@ Design Activity  yaitu menemukan, mengembangkan dan menganalisa kemungkinan dari tindakan yang akan dijadikan solusi,
@ Choice Activity yaitu memilih salah satu tindakan yang telah dianalisa pada fase sebelumnya yang kemudian dijadikan sebagai alternatif solusi,
@ Review Activity yaitu mengimplementasikan solusi.
c.                   DSS menjadi bantuan untuk memecahkan masalah yang semi terstruktur atau yang tidak terstruktur.
d.                  DSS membantu dalam memanajemen informasi / pengetahuan. Hal ini dimungkinkan karena DSS dapat memiliki kemampuan untuk menerima, menyimpan, menggunakan, menurunkan dan mempresentasikan informasi / pengetahuan yang sesuai dengan keputusan yang akan diambil.
e.                   DSS mendukung penilaian manajer tanpa bermaksud untuk menggantikannya.
Alasan mengapa DSS dalam sistem informasi manajemen digunakan dalam sebuah perusahaan adalah sebagai berikut :
DSS digunakan dalam sebuah perusahaan karena berbagai hal, antara lain :
a.             Perusahaan beroperasi pada ekonomi yang tidak stabil,
b.            Perusahaan dihadapkan pada kompetisi dalam dan luar negeri yang meningkat,
c.             Perusahaan menghadapi peningkatan kesulitan dalam hal melacak jumlah operasi-operasi bisnis,
d.            Sistem komputer perusahaan tidak mendukung peningkatan tujuan perusahaan dalam hal efisiensi, profitabilitas, dan mencari jalan masuk di pasar yang benar-benar menguntungkan,
e.             Adanya perubahan perilaku komputasi end-user. Dalam hal ini end-user bukanlah programmer sehingga mereka membutuhkan alat dan prosedur yang mudah untuk digunakan dan ini dipenuhi oleh DSS,
f.             Membutuhkan informasi yang akurat dan baru secara cepat,
g.            DSS sering dianggap sebagai keberhasilan dalam suatu organisasi,
h.            Manajemen mengamanatkan perlunya DSS   dalam organisasi,
i.              Perlunya penghematan biaya operasional.

B.     Pengertian Konsep Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan hal yang pokok bagi pemegang jabatan manajer. Karena keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif atau untuk memanfaatkan kesempatan di dalam perusahaan. Model sistem yang dipergunakan untuk mengambil keputusan dapat bersifat tertutup atau terbuka. Sistem pengambilan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisahkan dari masukan-masukan yang tidak diketahui dari lingkungannya. Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap :
a.       Mengetahui semua alternatif dan akibat atu hasil dari masing-masing alternatif;
b.      Mempunyai suatu metode (aturan, hubungan dan sebagainya) yang memungkinkan ia membuat urutan alternatif yang lebih disukainya,
c.       Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu seperti keuntungan, volume penjualan atau kegunaan.
Paham pengambilan keputusan yang tertutup jelas menganggap bahwa orang yang rasional secara logis menguji semua alternatif, membuat urutan berdasarkan hasilnya yang lebih disukai, dan memilih alternatif yang mendatangkan hasil terbaik.
            Sistem pengambilan keputusan terbuka adalah keputusan yang dipengaruhi oleh lingkungan, dan proses pengambilan keputusan selanjutnya juga mempengaruhi lingkungan tersebut. Pengambil keputusan dianggap tidak harus logis dan sepenuhnya rasional, tetapi lebih banyak menunjukkan rasionalitas hanya dalam batas-batas yang ditentukan oleh latar belakang, penglihatan alternatif-alternatif, kemampuan untuk menangani model keputusan dan sebagainya. Mengingat tujuan model tertutup telah dirumuskan dengan baik, tujuan model terbuka sama dengan tingkat keinginan sebab model terbuka dapat berubah apabila pengambil keputusan menerima bukti keberhasilan atau kegagalan. Dibandingkan dengan ketiga anggapan model tertutup, model keputusan terbuka menganggap bahwa pengambil keputusan :
a.       Tidak mengetahui semua alternatif dan semua hasil,
b.      Melakukan penyelidikan secara terbatas untuk menemukan beberapa alternatif yang memuaskan,
c.       Mengambil keputusan yang memuaskan tingkat keinginannya.
Model terbuka adalah dinamis atas urutan pilihan-pilihan karena tingkatan keinginan berubah menangani perbedaan antara hasil dan tingkat keinginan.
Jenis-Jenis Keputusan Menurut Herbert A. Simon
            Menurut Herbert A. Simon jenis-jenis keputusan dalm suatu perusahaan dibedakan menjadi 2 yaitu keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram. Perbedaan keputusan terprogram dan tidak terprogram terlihat dari persyaratan operasionalnya yang berlainan bagi kedua jenis keputusan tersebut. Ciri-ciri keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram dapat diikhtisarkan sebagai berikut :
Keputusan Terprogram
Keputusan Tidak Terprogram
·        Berulang
·        Dirumuskan dengan cermat
·        Aturan atau algoritma keputusan bagi orang bawahan untuk digunakan
·        Kadang-kadang
·        Unik
·        Analisa baru untuk setiap kejadian

Dengan kata lain, keputusan terprogram adalah keputusan yang dirumuskan dengan cermat dan cukup sering diulangi sehingga aturan keputusan atau algoritma keputusan dapat dirumuskan. Aturan-aturan dapat diuraikan sebelumnya, dan karena itu aturan-aturan tersebut biasanya dapat diberi kode untuk pengolahan komputer. Penggunaan komputer untuk mengolah aturan-aturan keputusan terprogram merupakan suatu pra pemilihan oleh seorang pengambil keputusan mengenai bagaimana keputusan harus diambil untuk waktu yang akan datang.Karena pengambilan keputusan itu merupakan suatu proses yang mahal ditinjau dari sudut sumber daya yang sangat langka, waktu dan tenaga manajerial, maka keputusan terprogram merupakan suatu metode yang efisien untuk menghemat sumber daya yang langka dan untuk meningkatkan produktifitas manajer.
            Sedangkan untuk keputusan tidak terprogram, keputusan ini tidak sering diulang atau dapat dikatakan keputusan ini sangat berbeda di setiap pengulangannya, sehingga tidak dapat dikembangkan suatu model umum sebagai suatu dasar untuk memogramnya.
Kegiatan pengambilan keputusan baik yang terprogram ataupun tidak terprogram dapat mengikuti proses pengambilan keputusan termasuk pemahaman, perancangan dan pemilihan. Penentuan keputusan terprogram memerlukan lebih banyak pemecahan umum daripada keputusan tidak terprogram. Untuk keputusan terprogram harus mempertimbangkan bermacam-macam kondisi sedangkan keputusan tidak terprogram hanya berhubungan dengan suatu situasi tertentu.
Tahapan Pengambilan Keputusan Menurut Herbert A. Simon
Ada 4 tahapan dalam pengambilan keputusan menurut Herbert A. Simon yang dapat digambarkan seperti berikut :
Kegiatan Intelegen
Kegiatan Merancang
Kegiatan Memilih
Kegiatan Menelaah
 








Keterangan :
@ Kegiatan Inteligen yaitu proses pencarian informasi dan data dari lingkungan yang berguna bagi pemecahan masalah,
@ Kegiatan Merancang yaitu menemukan, mengembangkan, dan manganalisa arah tindakan yang mungkin dapat dipergunakan. Dalam hal ini mengandung proses-proses untuk memahami masalah, untuk menghasilkan cara pemecahan masalah dan untuk menguji apakah cara pemecahan tersebut dapat dilaksanakan.
@ Kegiatan Memilih yaitu memilih arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.
@ Kegiatan Menelaah  disebut juga pemahaman yaitu menyelidiki lingkungan tentang kondisi-kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah yang diperoleh diolah dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat menentukan masalahnya.
Masing-masing kegiatan tersebut saling memberi feed back atau umpan balik hasil keputusan. Hal ini sama seperti langkah-langkah yang disarankan Rubenstein dan Haberstroh yaitu; pengenalan masalah atau kebutuhan akan pengambilan keputusan, analisis dan pernyataan alternatif-alternatif, pemilihan di antara alternatif-alternatif, komunikasi dan pelaksanaan keputusan, dan tindak lanjut dan umpan balik hasil keputusan.
Tingkat-Tingkat Pengambilan Keputusan
Pengambil keputusan mempunyai suatu cara untuk dapat memahami informasi yang menentukan efisiensi pengolahan informasinya. Pengetahuan seseorang digabungakan dengan kecakapannya mengolah informasi akan menentukan kesanggupannya mengambil keputusan. Dihadapkan dengan alternatif-alternatif, pengambil keputusan menentukan suatu tujuan, dan kemudian berusaha mencapainya dengan memilih alternatif yang terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.
Pengambilan keputusan merupakan suatu proses penggunaan informasi secara rasional bukan secara emosional. Dengan demikian dalam hubungan ini, kesulitan dalam pengambilan keputusan dapat diakibatkan oleh kedua-duanya.
1.      Informasi yang tidak cukup ; yakni informasi yang tidak benar atau tidak lengkap mengenai bermacam-macam arah tindakan alternatif yang berpengaruh pada hasil akhir,
2.      Tujuan yang tidak jelas diuraikan, yakni tidak dapat menguraikan tujuan yang hasilnya lebih banyak diinginkan daripada yang lain.
Pengambilan keputusan dapat terjadi mulai dari jenis keputusan sepintas lalu yang sangat rutin (keputusan terprogram) sampai keputusan kompleks yang mempunyai pengaruh besar terhadap sistem (keputusan tidak terprogram). Untuk menggolongkannya, pengambilan keputusan dapat dibagi menjadi tiga tingkat yaitu:
a.            Pengambilan keputusan tingkat strategis
Yaitu keputusan yang ditandai oleh banyak ketidakpastian dan berorientasikan masa depan. Keputusan ini menentukan rencana jangka panjang yang mempengaruhi seluruh bagian perusahaan. Tujuan perusahaan ditentukan oleh beberapa strategi, oleh karena itu strategi berhubungan dengan perencanaan jangka panjang dan meliputi penentuan tujuan, penentuan kebijaksanaan, pengorganisasian, dan pencapaian keberhasilan organisasi secara menyeluruh.
b.            Pengambilan keputusan tingkat taktis
Pengambilan keputusan tingkat taktis berhubungan dengan kegiatan jangka pendek dan penentuan sumber daya untuk mencapai tujuan. Jenis pengambilan keputusan ini berhubungan dengan bidang-bidang seperti perumusan anggaran, analisis aliran dana, penentuan tata ruang, masalah kepegawaian, perbaikan produk, serta penelitian dan pengembangan.
c.             Pengambilan keputusan tingkat teknis
Pada tingkat pengambilan keputusan ini standar-standar ditentukan dan hasil keputusan siafatnya menentukan. Pengambilan keputusan teknis adalah suatu proses untuk menjamin agar tugas-tugas khusus dapat dilaksanakan dengan cara efektif dan efisien. Pengambilan keputusan ini memerlukan diberikannya perintah-perintah khusus yang mengawasi operasi-operasinya.
C.    Komponen Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support System / DSS)
Komponen yang terdapat dalam DSS antara lain :
a.                   Dialog (komponen model manajemen); merubah data menjadi informasi  yang relevan (dynamic/linear),
b.                  Model; DSS menggunakan database berbasis permodelan yang terdiri dari optimalisasi, statistik/matemetik dan finansial,
c.                   Database (komponen penunjang); yaitu teknologi software dan hardware,
d.                  Data (komponen data manajemen); yaitu semua basis data yang dapat diakses.

Ciri, Keuntungan Dan Keterbatasan DSS
@   Ciri Decision Support System
a.       DSS dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang bersifat semi terstruktur ataupun tidak terstruktur,
b.      Dalam proses pengolahannya, DSS mengkombinasikan penggunaan model-model/teknik-teknik analisis dengan teknik pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi pencari/interogasi informasi,
c.       DSS dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan dengan mudah oleh orang yang tidak memiliki dasar kemampuan pengoperasian komputer yang tinggi,
d.      DSS dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi, sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan pemakai,
e.       Menghasilkan acuan data untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh manajer yang kurang berpengalaman,
f.       Fasilitas untuk mengambil data dapat memberikan kesempatan bagi beberapa manajer untuk berkomunikasi dengan lebih baik,
g.      Meningkatkan produktifitas dan kontrol dari manajer.

@  Keuntungan Decision Support System
a.       DSS memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data/informasi bagi pemakainya,
b.      DSS membantu pengambil keputusan dalam penghematan waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah,
c.       DSS dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan,
d.      DSS mampu menyajikan berbagai alternatif,
e.       DSS dapat menyediakan bukti tambahan untuk memberikan pembenaran sehingga dapat memperkuat posisi pengambil keputusan.

@  Keterbatasan DSS
a.       Beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan,
b.      Kemampuan terbatas pada pembendaharaan pengetahuan yang dimilikinya,
c.       Proses tergantung pada peragkat lunak yang digunakan,
d.      Tidak memiliki kemampuan intuisi (berpikir) seperti pada manusia.

Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System) Kelompok
Adalah suatu sistem berbasis komputer yang mendukung kelompok-kelompok orang yang terlibat dalam suatu tugas (tujuan) bersama dan yang menyediakan interface bagi suatu lingkungan yang digunakan bersama. Atau bisa dikatakan GDSS adalah sistem pendukung keputusan kelompok yang berusaha memperbaiki komunikasi diantara para anggota kelompok dengan menyediakan lingkungan yang mendukung dan mendukung para pengambil keputusan dengan menyediakan perangkat lunak GDSS yang disebut groupware.

Nama lain dari GDSS antara lain :
a.       Group Support System (GSS)
b.      Computer Supported Cooperative Work (CSCW)
c.       Computerzed Collaborative Work Support
d.      Electronic Meeting System

Pengaturan GDSS adalah:
1.      Ruang keputusan; merupakan pengaturan untuk rapat kelompok kecil serta tatap muka. Ruangan tersebut mendukung komunikasi melalui kombinasi perabot, peralatan dan tata letak.
2.      Jaringan keputusan; dalam hal ini yang dimaksud adalah LAN. Jika kelompok kecil tidak mungkin bertemu secara bertatap muka maka para abggota dapat berinteraksi melalui jaringan.
3.      Pertemuan Legislatif; jika kelompok terlalu besar untuk ruang keputusan maka pertemuan legislatif diperlukan.
4.      Konferensi bermedia komputer; beberapa aplikasi kantor virtual memungkinkan komunikasi antara kelompok-kelompok besar dengan anggota yang tersebar secara geografis.


BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System) ini adalah:
1.      Dukungan komputerisasi untuk para manajer sangatlah penting dalam berbagai kasus ataupun pengambilan keputusan di dalam organisasinya /perusahaannya,
2.      DSS dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi, sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan pemakai,
3.      DSS membantu pengambil keputusan dalam mengenali masalah dan kemudian memformulasikan data pendukung untuk keperluan analisis dan pengambilan tindakan,
4.      Keputusan dapat dibedakan menjadi dua yaitu keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram dengan menggunakan sistem pengambilannya secara terbuka dan tertutup,
5.      GDSS adalah suatu teknologi yang mendukung proses pengambilan keputusan dalam suatu group atau kelompok yang mempunyai software sendiri yang disebut juga groupware.





DAFTAR PUSTAKA

Moekijat, Drs., ”Pengantar Sistem Informasi Manajemen”, PT. Remaja Rosdakarya Bandung, Maret 1986
http : //dss.windupermatasariblogspot.com